David A. Sinclair, Ph.D., AO, adalah profesor genetika di Harvard Medical School dan co-director Paul F. Glenn Center for the Biological Mechanisms of Aging. Ia dikenal luas sebagai ilmuwan yang berani mengusulkan bahwa penuaan adalah sebuah penyakit yang bisa diperlambat, bahkan dibalik. Selama lebih dari dua dekade, risetnya menginspirasi dunia dalam menjelajahi potensi sains untuk memperpanjang masa hidup dan kesehatan manusia.
Mengapa David Sinclair Menganggap Penuaan Bukan Takdir?
Dalam buku populernya Lifespan: Why We Age and Why We Don’t Have To, Sinclair mengusulkan bahwa penuaan adalah hilangnya informasi epigenetik, bukan genetik. Artinya, sel-sel kita kehilangan "identitas" akibat perubahan pengaturan gen, bukan kerusakan gen itu sendiri. Teori ini sering disebut Informational Theory of Aging yang menyatakan bahwa proses penuaan bisa dibalik jika informasi epigenetik bisa dipulihkan.
Teori ini bukan sekadar dugaan, karena didukung oleh temuan penting dari laboratorium Sinclair, salah satunya adalah Mitochondrial Oasis Hypothesis. Dalam sel, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi dan membutuhkan molekul bernama NAD+ agar bisa bekerja optimal. Diketahui bahwa seiring bertambahnya usia, NAD+ bisa bocor keluar dari mitokondria, yang menyebabkan sel kehilangan energi dan melemah. Hipotesis ini menyatakan bahwa jika kebocoran NAD+ dapat dicegah atau kadarnya dipulihkan, maka fungsi sel bisa diperbaiki dan proses penuaan pada tingkat sel dapat diperlambat.
Fokus pada Sirtuin dan Epigenetik
Penelitian Sinclair berfokus pada molekul sirtuin dan NAD+, dua komponen penting dalam regulasi metabolisme, perbaikan DNA, dan kelangsungan hidup sel. Sirtuin adalah protein yang diyakini dapat membantu memperlambat proses penuaan. Sementara itu, NAD+ memiliki peranan untuk membantu sirtuin dalam menjaga sel tetap sehat. Selain menemukan bahwa produksi NAD+ menurun seiring bertambahnya usia, Sinclair juga mempopulerkan bahwa sirtuin dapat diaktifkan oleh pembatasan kalori pada mamalia.
Temuan ini mendorong pengembangan senyawa seperti resveratrol dan SRT1720, yang dirancang untuk mengaktifkan sirtuin. Upaya ini sempat menarik perhatian besar, bahkan didukung oleh perusahaan farmasi besar. Namun, pengembangan obat-obatan ini menghadapi tantangan karena hasilnya tidak sesuai harapan. Meski begitu, David Sinclair terus memperluas dan menyempurnakan penelitiannya. Ia melakukan pemrograman ulang epigenetik, yaitu proses mengatur ulang “instruksi” dalam sel agar bisa kembali berfungsi seperti sel muda.
Riset-Riset Strategis di Sinclair Lab
Laboratorium Sinclair secara aktif mengembangkan berbagai penelitian penting yang saling mendukung. Setiap riset dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang mengapa kita menua dan bagaimana proses itu bisa dikendalikan. Berikut proyek penelitian yang dilakukan Sinclair bersama timnya:
Apakah Penuaan adalah Kehilangan Informasi?
Melalui studi pada tikus, timnya menyelidiki apakah penuaan adalah akibat dari hilangnya informasi epigenetik dan bagaimana kita bisa mengembalikannya.
Pemrograman Ulang Sel untuk Menjadi Muda Kembali
Dengan teknologi genetik mutakhir, Sinclair dan timnya berhasil mengembangkan sistem untuk mengubah kembali identitas sel yang telah menua.
Menemukan Obat Anti-Penuaan
Fokus pada peningkatan kadar NAD+ dan aktivasi sirtuin, riset ini berupaya menciptakan molekul yang memperlambat penuaan dan melindungi dari penyakit terkait usia.
Mitokondria dan Energi Sel
Tim memetakan jaringan gen dan protein pengatur mitokondria untuk memahami bagaimana energi sel dapat dipertahankan seiring usia.
Menunda Menopause dan Membalikkan Infertilitas
Berdasarkan studi metabolisme dan stabilitas genetik, Sinclair mengeksplorasi potensi memperpanjang masa subur perempuan.
Penyakit Neurodegeneratif
Fokus pada perbaikan kerusakan otak melalui teknik epigenetik dan regeneratif.
Sekretom Manusia
Penelitian yang berupaya mengungkap hormon-hormon tersembunyi dalam tubuh manusia dan potensinya dalam terapi peremajaan.
Karya dan Pengaruh Global
David Sinclair telah menerbitkan ratusan makalah ilmiah dan tercatat sebagai penemu dalam lebih dari 50 inovasi yang diakui secara hukum. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang membangun jembatan antara sains dan industri. Sinclair mendirikan beberapa perusahaan bioteknologi seperti Sirtris, MetroBiotech, dan Life Biosciences. Ia juga menjadi editor jurnal ilmiah Aging dan kerap tampil di media seperti 60 Minutes, TIME, dan dokumenter ilmiah.
Namun, popularitas Sinclair tidak lepas dari kontroversi. Teori sirtuin dan resveratrol sempat menjadi berita utama di media global dan mendorong investasi besar dari perusahaan farmasi seperti GlaxoSmithKline (GSK), yang akhirnya gagal menunjukkan manfaat klinisnya. Meski demikian, Sinclair berhasil membalikkan narasi, dan kini lebih dikenal karena usahanya dalam menyederhanakan ilmu penuaan untuk publik.
Strategi Pribadi untuk Umur Panjang
David Sinclair mengungkap suplemen yang ia konsumsi untuk mendukung kesehatannya dan memperlambat penuaan. Beberapa suplemen yang ia gunakan antara lain metformin (obat diabetes tipe 2), resveratrol (senyawa alami yang ditemukan dalam anggur), NMN (nicotinamide mononucleotide, yang mendukung produksi energi sel), dan aspirin. Meskipun Sinclair menjelaskan bahwa ini adalah pilihan pribadinya dan bukan rekomendasi untuk orang lain, banyak orang yang mengikutinya di media sosial dan mencoba mengikuti pola konsumsi suplemen ini untuk tujuan memperpanjang umur dan menjaga kesehatan mereka.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa mengonsumsi metformin tanpa adanya kondisi medis yang membutuhkannya, seperti diabetes, bisa berdampak negatif, terutama pada manfaat yang didapat dari olahraga. Selain itu, menggunakan banyak obat sekaligus, yang dikenal dengan istilah polifarmasi, bisa berisiko bagi kesehatan, terutama pada orang yang lebih tua. Penggunaan obat yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan efek samping atau interaksi obat yang dapat merugikan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan atau suplemen baru.
Mengusung Visi Umur Panjang untuk Semua
David Sinclair tidak hanya dikenal sebagai ilmuwan di laboratorium, tetapi juga memiliki visi sosial. Ia percaya bahwa semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status ekonomi, berhak untuk memiliki umur panjang yang sehat. Ia yang menunjukkan keyakinannya bahwa ilmu pengetahuan seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang di dunia. Sinclair ingin agar sains dapat dimanfaatkan untuk memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia, tidak hanya untuk segelintir orang saja.
Dengan dedikasi yang kuat dalam ilmu pengetahuan, kemampuan yang luar biasa untuk menjelaskan temuannya kepada masyarakat, dan komitmen yang teguh terhadap inovasi, David Sinclair telah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam bidang penuaan dan umur panjang di abad ke-21. Ia tidak hanya melakukan riset mendalam, tetapi juga berusaha membuat pengetahuan ilmiah tersebut mudah dipahami oleh orang banyak. Sinclair terus melakukan perkembangan penting untuk mengubah cara kita memahami penuaan dan bagaimana kita bisa memperpanjang umur dengan cara yang lebih sehat.
Kesimpulan
David Sinclair, Ph.D., AO, adalah pionir dalam riset penuaan dan umur panjang yang berfokus pada pemrograman ulang epigenetik, sirtuin, dan NAD+ untuk memperlambat atau bahkan membalikkan penuaan. Sebagai profesor di Harvard Medical School dan co-director Paul F. Glenn Center for the Biological Mechanisms of Aging, Sinclair telah membuat penemuan penting, seperti hipotesis tentang peran mitokondria dan sirtuin dalam penuaan. Meskipun beberapa pandangannya seperti rejimen suplemen pribadi menuai kritik, dedikasinya dalam membawa sains umur panjang ke ranah publik tetap menginspirasi. Risetnya membuka potensi baru dalam memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup, menjadikannya sebagai tokoh kunci dalam bidang kesehatan dan bioteknologi.